Serving, not to be served

Serving, not to be served

Rabu, 22 Oktober 2008

KENALI DAN ANTISIPASI PERDARAHAN DI SAAT HAMIL

Banyak kasus perdarahan yang dapat timbul selama kehamilan baik pada kehamilan muda (< 22 minggu) maupun kehamilan tua (> 22 minggu) yang datang ataupun telat datang dengan riwayat perdarahan.
Ibu hamil biasanya tidak menyadari akan bahaya yang mungkin dapat terjadi karena perdarahan tersebut hanya diangganggapnya sebagai suatu proses awal dari persalinan. Perdarahan pada usia kehamilan tua timbul hanya sedikit saja dan ibu yang tidak mewaspadainya cenderung tidak akan mencari pertolongan segera, apalagi perdarahan itu tidak disertai dengan nyeri atau walaupun ada nyeri terus menerus seringkali diabaikan dan disangka hanya sebagai suatu permulaan persalinan biasa, apalagi dalam kondisi dimana nyeri tidak segera ditandai dengan perdarahan.
Bagaimana mengenali perdarahan itu, apakah berasal dari persalinan biasa atau bukan, itulah yang terpenting menyangkut penanganannya. Perdarahan dalam kehamilan haruslah selalu dianggap sebagai kelainan yang berbahaya dan harus segera mendapatkan pertolongan. Perdarahan selama kehamilan tidak selalu dominan hanya pada kehamilan tua, bahkan sering dijumpai pada kehamilan muda yang lebih dikenal sebagai abortus/keguguran
Adalah suatu hal yang berbeda dalam penanganannya, dimana biasanya hanya dibatasi pada perdarahan jalan lahir setelah kehamilan melebihi 22 minggu, walaupun terjadi hal yang sama sebelumnya <22 minggu. Disamping penanganannya juga dalam segi jumlah darah lebih banyak dan berbahaya daripada < 22 minggu, sehingga diberikan batasan bahwa perdarahan selama kehamilan (antepartum) hanya terjadi pada usia kehamilan > 22 minggu, dari penanganannya sangat berbeda ini perlu langkah penanganan, pengenalan dan antisipasi tentang perdarahan selama persalinan (antepartum) untuk mencegah dan dapat menghindarinya.
Perdarahan pada kehamilan muda relatif lebih mudah ditangani daripada kehamilan tua oleh karena disamping keselamatan ibu juga janin. Bila dibandingkan dengan kehamilan > 22 minggu, janin masih mungkin hidup di luar kandungan dan dampak psikologis yang ditimbulkan tampaknya lebih besar pada kehamilan tua. Dengan alasan yang lebih sulit untuk dipahami ibu. Lain halnya pada kehamilan muda bila terjadi kegagalan (abortus) disamping resiko relatif pada ibu rendah dan janin diyakinkan tidak dapat hidup dalam usia < 22 minggu, alasan kelabilan pertumbuhan mungkin akan meringankan dampak psikologis yang timbul apalagi banyak kasus perdarahan pada hamil muda yang serupa dan sering dijumpai akan memberi gambaran yang biasa-biasa saja pada ibu, terutama pada pasangan yang tidak menginginkan kehamilan tersebut.
Berbagai sumber perdarahan antepartum yang dikenal dibedakan atas yang “berbahaya” dan “kurang berbahaya “. Sumber yang berbahaya berasal dari kelainan plasenta dan yang kurang berbahaya adalah kelainan yang berasal dari cervix (mulut rahim). Hal yang terpenting dipikirkan pertama-tama adalah yang berasal dari plasenta. Perdarahan antepatum yang bersumber pada kelainan plasenta diklasifikasikan secara klinis sebagai berikut :
1. Plasenta previa.
2. Solusio plasena
3. Perdarahan antepartum yang belum jelas sumbernya.

Mengenali dan bagaimana membedakannya adalah suatu hal yang penting dipahami.

1. Plasenta Previa
adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada bagian bawah dari kandungan/uterus sehingga dapat menutupi sebagian/seluruh pembukaan jalan lahir yang letak normalnya plasenta pada bagian atas dinding uterus.
Menurut jenisnya plasenta previa dibedakan berdasarkan letaknya yaitu plasenta previa totalis yang menutupi jalan lahir seluruhnya, plasenta parsialis menutupi sebagian, marginalis melekat pada sisi samping dinding uterus dan letak rendah/dibagian bawah dinding uterus, 3-4 cm diatas pembukaan sehingga tidak dapat teraba dari jalan lahir.
Bagaimana upaya kita untuk dapat mengenalinya. Cobalah untuk mengenali gejala-gejala atau tanda-tanda dari keluhan ibu yang paling sering dan pertama kali timbul seperti perdarahan lewat jalan lahir tanpa disertai adanya nyeri, namun kadang-kadang beberapa penderita sering dikaburkan dengan perdarahan sedikit-sedikit menyerupai permulaan persalinan dan biasanya ditandai dengan bagian terbawah janin belum masuk ke dalam pintu atas panggul/kelainan letak janin.
Bagaimana ibu dapat mengenalinya. Bila terjadi perdarahan tanpa rasa nyeri dalam jumlah banyak/sedikit sebaiknya segeralah ke tempat pelayanan kesehatan untuk mengantisipasi hal-hal buruk yang mungkin terjadi oleh karena ibu hanya dapat mengenalinya dari gejalanya saja seperti perdarahan, nyeri/tidak, sedangkan tanda-tandanya seperti kelainan letak janin, bagian terbawah janin seharusnya sudah masuk pintu panggul sesuai umur kehamilan dan itu hanya dapat diketahui dengan pemeriksaan di tempat pelayanan kebidanan melalui pemeriksaan antara lain : mulai pemeriksaan fisis, sampai pemeriksaan penunjang lainnya seperti USG, laboratorium. Karena hal ini dapat mengurangi resiko bahkan meniadakannya.
Pemeriksaan kesehatan ibu hamil adalah salah satu bagian dari bagaimana ,mempersiapkan kehamilan dan persalinan yang baik seperti diketahui pencegahan jauh lebih baik daripada pengobatan. Mengenali gejala atau tanda dini kelainan adalah melalui pemeriksaan kesehatan ibu hamil yang teratur. Ante natal care (ANC) adalah langkah antisipasi terdepan dalam menanggulangi bahaya yang timbul, walaupun plasenta previa terjadi hanya 1 dari 200 persalinan, namun suatu hal yang sulit, bila yang satu itu ada pada ibu tersebut, ini menekankan bahwa betapa berbahayanya, jika tidak dapat di antisipasi, apalagi perdarahan plasenta previa disertai tanpa nyeri bahkan tanpa alasan, yang dapat muncul selagi penderita tidur, atau bekerja biasa dan perdarahan pertama tidak banyak, akan tetapi perdarahan berikutnya selalu banyak, apalagi dilakukan pemeriksaan dalam (VT)
Gejala lain daripada perdarahan adalah warna darah itu, merah segar, berlainan dengan darah oleh karena solusio plasenta kehitaman.
Pada setiap perdarahan antepartum/selama kehamilan pertama kali haruslah dicurigai bahwa penyebabnya bersumber pada plesenta (plasenta previa) sampai kemudian ternyata dugaan itu salah. Ini menyangkut nasib janin yang tergantung pada banyaknya perdarahan dan tua kehamilan pada waktu persalinan, perdarahan mungkin dapat diatasi dengan transfusi darah akan tetapi persalinan yang terpaksa terjadi ketika janin prematur tidak selalu dapat dihindari.
Mengenali suatu petanda plasenta previa berdasarkan anamnesa, riwayat penyakit, pemeriksaan fisis/penunjang adalah penting mengingat 80% diagnosa dapat ditegakkan berdasarkan pengenalan gejala/keluhan yang ada. Perdarahan jalan lahir terjadi pada kehamilan 22 minggu yang berlangsung tanpa nyeri, tanpa alasan terutama pada multigravida, sedangkan jumlah perdarahan harus ditentukan dengan pemeriksaan laboratorium.
Dalam pemeriksaan luar ditentukan bagian terbawah janin belum masuk pintu atas panggul, bila letak kepala/masih terapung, terjadi kelainan letak dilanjutkan dengan pemeriksaan inspeksi dengan spekulum vagina untuk mengetahui sumber perdarahan apakah berasal dari dalam uterus atau hanya dari cervik/vagina dan USG dapat menentukan letak palasenta tanpa efek samping radiasi, baik bagi ibu maupun janin, dan tidak nyeri, atau dengan penentuan secara langsung letak plasenta dengan jalan meraba plasenta melalui kanalis servicalis, namun harus dikerjakan dalam keadaan siap operasi, perabaan dilakukan di meja operasi (PDMO).
Prinsip dasar penanganan harus segera dikirim ke rumah sakit yang memiliki fasilitas transfusi darah dan operasi menngingat perdarahan yang timbul pada kasus ini jarang berat pada tahap awal terjadinya, maka dianggap masih cukup waktu untuk menangani perdarahan kemudian. Bahkan bila persalinan belum dapat dinilai oleh karena usia kehamilan < 36 minggu dan berat < 2500 gr dapat ditunda sampai janin dapat hidup di luar kandungan dengan lebih baik lagi. Ini akan mengurangi angka kematian neonatus akibat prematur dan sebaliknya bila kehamilan cukup waktu dan berat > 2500 gr segera ditangani aktif. Dalam kondisi tersebut sebaiknya perdarahan dirawat di rumah sakit sejak perdarahan pertama sampai pemeriksaan tidak ada plasenta previa atau sampai bersalin.
Memilih cara persalinan yang terbaik tergantung derajat plasenta previa, paritas, dan banyaknya perdarahan, yang terbaik adalah seksio sesarea walaupun cara penanganan lain dimungkinkan dalam kasus-kasus tertentu. Seksio aman karena jauh mengurangi perlukaan servik/segmen bawah rahim dan secepatnya dapat mengangkat sumber perdarahan.
Risiko pervaginam begitu besar pada janin oleh karena terjadi penekanan pada plasenta dan berkurangnya sirkulasi darah uterus dan plasenta sehingga janin anoksia dan mati. Seksio merupakan satu-satunya tindakan terbaik untuk plasenta previa totalis dengan perdarahan yang banyak.

2. Solusio plasenta
Yaitu terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada dinding uterus sebelum janin lahir, biasanya dalam trimester III walaupun dapat terjadi setiap saat.dalam kehamilan. Penyebabnya belum diketahui jelas. Keadaan yang dapat menyertai seperti : umur ibu, preeklampsia, trauma, defisiensi,dll.
Perdarahan yang terjadi biasanya terus menerus oleh karena otot uterus telah meregang untuk kehamilan itu tidak mampu berkontraksi untuk menghentikan perdarahan. Gejala yang mungkin adalah nyeri terus menerus, adalah perdarahan pervaginam tergantung berat ringannya tingkat solusio, bahkan bila berat dapat terjadi syok pada ibu dan bahkan bila berat kematian janin.
Tanda dan gejala solusio berat seperti sakit perut terus menerus, nyeri dan uterus tegang terus menerus, perdarahan pervaginam, syok, Bunyi jantung janin tak terdengar, air ketuban berwarna kemerahan dan satu-satunya tanda yang selalu ada pada solusio adalah ketegangan uterus yang terus menerus.
Pemeriksaan penunjang penting adalah USG yang dapat menentukan berat ringannya solusio terjadi. Begitu besar resiko pada ibu, janin yang mengharuskan kita untuk penanganan cepat, tepat seperti perdarahan, oligouri, gawat janin. Apabila solusio dapat ditegakkan penanganannya di rumah sakit adalah meliputi ; transfusi darah, pemecahan ketuban, infus oksitosin, bahkan seksio sesarea bila persalinan matur.
Tanda dan gejala perdarahan memberi gambaran bahwa kasus-kasus perdarahan saat kehamilan perlu mendapat penanganan yang segera mengingat besarnya risiko yang mungkin timbul. Makin dini penanganan makin dapat menghindari resiko yang fatal. Ini tentunya memberikan suatu kewaspadaan bahwa pendarahan selama kehamilan bukanlah suatu hal yang wajar/biasa, tanpa ada pemeriksaan yang dapat memastikannya mengingat begitu besar dampak pada ibu dan janin yang menyertainya tentu memerlukan pengenalan dini kasus-kasus perdarahan, penanganan cepat, menghindari dampak yang buruk bila ini terjadi.
Jadi dengan mengenal tanda-tanda, dan gejala perdarahan selama kehamilan, tentunya dapat memberi pengertian akan bahayanya, sehingga dapat melakukan penanganan cepat, tepat tanpa mengorbankan ibu maupun janin.
Demikianlah berbagai langkah pengenalan dan penanganan kasus-kasus perdarahan selama kehamilan, dengan tetap memandang bahwa setiap perdarahan yang ada selama kehamilan baik usia kehmilan muda /tua harus segera ditanganinya.
Langkah rutin yang dapat ibu lakukan adalah dengan memeriksakan kehamilan rutin (ANC), golongan darah, seleksi ibu hamil, mencegah kelainan, terapi anemia, mencegah ketidaktahuan dan mengantisipasi secara dini bahkan dengan menangani cepat, mencegah faktor keabnormalan seperti hipertensi, dan dapat memberi pertolongan yang tepat.


Dr. I Gusti Ngurah Made Bayuningrat, Sked
Rumah Sakit Umum Graha Asih
Jl. By Pass Ngurah Rai 33x Kuta Bali
Telp. 0361-764860

Tidak ada komentar:

Serving, not to be served

Serving, not to be served

ANDIKA-ANDILA

ANDIKA-ANDILA