Serving, not to be served

Serving, not to be served

Selasa, 04 November 2008

INFERTILITAS = KEMANDULAN

Dr.I Gusti Ngurah Made Bayuningrat, SKed


Mandul itu tanggungjawab siapa ? sering ini menjadi momok terutama bagi pasangan muda, terlebih dengan pemahaman terbatas, yang hanya meyakini wanita sebagai biang dari permasalahan itu. jadi "kambing hitam". Situasi ini jamak ditemuai dalam perjalanan hidup. Pandangan tersebut hendaknya dikoreksi.
Pengertian mandul adalah jika pasangan suami istri telah berinteraksi biologik namun tidak menghasilkan kehamilan dan kelahiran bayi hidup.Sedangkan Infertilitas atau kemandulan merupakan suatu keadaan dimana pasangan (suami istri) dimana istri belum berhasil hamil walaupun bersenggama teratur dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan berturut-turut.

Penyebab :
.Persyaratan kehamilan.
Persyaratan untuk berhasilnya suatu kehamilan adalah sebagai berikut :
Hubungan sexual yang normal.
Analisis sperma yang normal.
Ovulasi yang normal.
Uterus dan endometrium yang normal.
Tuba fallopii yang normal.
.Frekuensi.
Dalam hal infertilitas pasangan,telah diketahui bahwa sekitar 64 % sebabnya berasal dari pihak istri dan 36 % berasal dari pihak suami.Dari istri ,penyebabnya adalah factor-faktor berikut :tuba (15 %) ; ovulasi ( 21 % ) ; endometriosis ( 8 % ) ;vagina ,serviks,korpus dan endometrium ( 8 % ) ; psikogenik ( 8 % ) dan sebesar 15 – 20 % sebabnya tak terjelaskan (idiopatik).
Sedangkan dari suami sebagian besar akibat oligozoospermia.Sebesar 16 % merupakan sebab yang multifaktorial dari suami maupun istri. Sebab endokrinologik dalam infertilitas adalah sebesar 20 % dan sebab imunologik cukup rendah,sekitar 2 %.Sekitar 10 % pasangan usia subur yang telah menikah menderita infertilitas primer dan 10 % yang lainnya telah mempunyai satu atau dua anak dan tak berhasil untuk hamil lagi.

.Etiologi.
Etiologi infertilitas dapat disebabkan oleh :
.Gangguan pada hubungan sexual
.Gangguan produksi dan transportasi sperma.
.Gangguan ovulasi dan hormonal yang lain termasuk gangguan pada tingkat reseptor hormon reproduksi.
.Kelainan tempat implantasi ( endometrium ) dan uterus.
.Kelainan jalur transportasi ( tuba fallopii).
.Gangguan peritoneum.
.Gangguan imunologik.

Gangguan pada hubungan seksual.

Hubungan seksual yang normal akan menghasilkan timbunan semen di vagina.
Hal ini tak akan terjadi jika dijumpai keadaan seperti berikut :
•Kesalahan teknik senggama :
Penetrasi tak sempurna ke vagina
•Gangguan psikoseksual :
Impotensi,ejakulasi prekoks,vaginismus
•Ejakulasi abnormal :
Kegagalan ejakulasi misalnya akibat pengaruh obat,ejakulasi retrograd ke dalam vesika urinaria misalnya pasca prostatektomi
•Kelainan anatomik:
Hipospadia,epispadia.

Gangguan produksi dan transportasi sperma

Parameter normal dari analisis sperma adalah sebagai berikut :
Volume : 2 – 5 ml
Jumlah sperma /ml : lebih dari 20 juta
Motilitas pada 6-8 jam : lebih dari 50 %
Bentuk sperma yang normal : leih dari 25 %
Kandungan fruktosa : 1.200 – 4.500 mikrogam per ml.

Sedangkan keadaan-keadaan yang dapat menyebabkan terganggunya produksi sperma adalah sebagai berikut :
•Kelainan congenital :
Tiadanya testis
Tiadanya vasa deferensia
•Kelainan dapatan :
Perkembangan : maldesensus testis , kriptorkidisme
Fisik : trauma,penyinaran,panas (hidrokel,varikokel,celana ketat ) ,torsi testis.
Infeksi :parotitis,sifilis,orkhitis,epididimitis.
Neoplasia : testis ( seminoma,teratoma )
Endokrin :gangguan poros hipotalamus – hipofise – testis.
Kimiawi : obat – obat sitostatika.

Gangguan ovulasi
Konsepsi tak mungkin terjadi jika istri gagal menghasilkan ova yang mampu untuk dibuahi. Jika siklus haidnya berjalan normal dan teratur,jarang dijumpai gangguan produksi ova.Kegagalan ovulasi seringkali dikaitkan dengan amenorhea atau oligomenorhea. Seperti diketahui ovarium memiliki dua peran utama yaitu sebagai penghasil gamet (ova) dan sebagai organ endokrin karena menghasilkan hormon sex ( estrogen ,progesterone dan androgen ).Sekitar 10-15 % wanita infertile gagal untuk berovulasi atau setelah ovulasi,menghasilkan korpus luteum yang tak mampu memelihara ovum yang telah dibuahi.Keadaan yang terakhir ini dikenal sebagai fase luteal yang inadekuat.Kegagalan ovulasi dapat berasal primer dari ovarium,misalnya penyakit ovarium polikistik,atau kegagalan yang bersifat sekunder akibat kelainan pada poros hipotalamus-hipofise dan kelainan pada pusat opioid dan reseptor steroid di hipotalamus,ataupun tumor hipofisis serta hipofungsi hipofisis.Gangguan pada metabolisme opioid yang antara lain menyebabkan tingginya kadar endorpin –beta akan dapat berakibat pada tingginya kadar prolaktin (PRL) atau hiperprolaktinemia. Kadar PRL yang tinggi dapat juga disebabkan oleh pemakainan obat-oabt yang merangsang kadar PRL khususnya hipnotika dan sedativa.Kadar PRL yang berlebihan akan menghambat kerja FSH dan LH terhadap ovarium dan dengan demikian menghambat produksi hormon ovarium yang akan menampilkan anovulasi.

Kelainan uterus dan tuba fallopii.
Uterus dan tuba fallopii haruslah paten untuk memungkinkan spermatozoa melintasi vagina ke bagian ampula tuba fallopii , tempat spermatozoa membuahi ovum.Selanjutnya endometrium harus dalam keadaan yang siap untuk memungkinkan hasil konsepsi tertanam dan kemudian mengalami tumbuh-kembang.Sekitar 20 % wanita infertile mengalami kerusakan tuba fallopii.Gangguan pada susunan genetalia wanita yang dapat mencegah fertilisasi dan implantasi adalah sebagai berikut :
1.Uterus
Serviks :
Ketidakramahan serviks (antibody sperma),kerusakan serviks (amputasi ),erosi
serviks dan servisitis,retroversi serviks.
Korpus dan endometrium :
Kelainan kongenital,Endometriosis interna,endometritis ,mioma uteri,perlekatan uterus dan polip.

2.Tuba Fallopii
Hipoplasia congenital ,penempelan fimbriae,obstruksi tuba akibat salpingitis,obstruksi tuba akibat peritonitis pelvis,sterilisasi tuba.

Kelainan peritoneum
Dengan kemajuan teknik endoskopi ( laparoskopi ) kini endometriosis lebih mudah dan lebih dini dapat diketahui,sebagai salah satu sebab dari infertilitas.
Setiap wanita yang mengeluh infertilitas patut dicurigai mengidap endometriosis.lebih-lebih bila terdapat dismenorhea berat dan dispareunia.Pada pasien yang secara klinik semula diduga idiopatik ( tak terjelaskan ) ternyata setelah di laparoskopi 23 – 60 % menderita endometriosis.Kini telah diketahui ,bahwa meskipun lesi endometriosis tak dapat dilihat secara laparoskopi karena begitu minimalnya ,dengan pemeriksaan yang lebih canggih dan terarah terhadap zalir (cairan peritoneal ) dapat diketahui bahwa lesi ini sebetulnya ada.Pemeriksaan ini meliputi peneraan hormon reproduksi ( estrogen,progesterone,prolaktin,FSH dan LH ),prostaglandin (PGF-1-alfa ),plasmin,enzim proteolitik ,factor imun (IgG,IgM,IgA ) dan sel makrofag.Keadaan endometriosis sering kali terjadi seiring dengan anovulasi atau ovulasi inadekuat.Pada keadaan ini kadar steroid progesterone rendah di dalam zalir peritoneal,sedangkan kadar estrogen dapat normal atau tinggi,dan dengan ratio P/E 2 < 0,06 dapat dikatakan bahwa tidak terjadi ovulasi.Selain itu prostaglandin akan meningkat kadarnya,sedangkan sel makrofag dapat meningkat jumlah pada lesi ringan atau sedang menyerupai keadaan infeksi kronik.Pada lesi yang lebih berat ,jumlah sel ini bahkan menurun.

Kelainan imunologik
Kelainan imunologik pada pasangan infertile,khususnya wanita merupakan hal yang komplek. Yang sering menjadi sasaran pemeriksaan diklinik adalah interaksi antara sperma dengan getah serviks.Tetapi apa sesungguhnya yang terlihat dalam proses itu ,tak mudah diterangkan dengan pemeriksaan klinik yang rutin.Apalagi apabila faktor imunologik pada sperma juga ikut terlibat di dalamnya.

Pemeriksaan pasangan infertile
Sekitar 4 dari 5 pasangan akan hamil dalam satu tahun pernikahan dengan senggama yang normal dan teratur.Setiap pasangan yang belum berhasil hamil dalam kurun waktu ini patut diperiksa dengan tuntas.Sebenarnya cukup bijaksana untuk memulai pemeriksaan pendahuluan yang sederhana sebelum masa ini,jika pasangan tersebut khawatir tidak akan mempunyai keturunan.Hal ini secara psikologik akan banyak membantu pasangan dalam mengatasi masalahnya.Kadang-kadang pasien menjadi salah sangka jika mereka disuruh kembali setelah perkawinannya genap satu tahun,ini dapat dianggap sebagai suatu penolakan.

Riwayat penyakit dan pemeriksaan
Pemeriksaan awal dari pasangan infertile perlu mencakup riwayat penyakit,riwayat perkawinan terdahulu dan sekarang dan pemeriksaan terhadap masing-masing pasangan.Sungguh baik jika pada pertama kali satu pasangan diperiksa bersama-sama,karena dokter yang menanganinya akan dapat menilai interaksi mereka.Untuk pemeriksaan berikutnya,lebih baik mereka dinilai sendiri-sendiri.Rincian pokok dari riwayat penyakit yang perlu diperoleh dari pasangan infertile adalah sebagai berikut :

Untuk keduanya :
Umur,riwayat penyakit dahulu (operasi,tuberculosis,penyakit venerik pasangan terdahulu ) ,fertilitas terdahulu,lama perkawinan sekarang ( cara dan lama kontrasepsi,pisah untuk jangka waktu lama),riwayat senggama (frekwensi,saatnya pada siklus haid,dispareunia ) dan interaksi antara pasangan.





Istri
Kehamilan terdahulu ( kehamilan ektopik),riwayat penyakit terdahulu, (apendisitis,peritonitis,salpingitis,pembedahan tuba ),riwayat haid ( frekwensi dan panjang siklus,dismenorhea )

Suami
Riwayat penyakit terdahulu(parotitis,epididimitis,sifilis,trama testis).


Hal-hal pokok untuk pemeriksaan fisik dan laboratorik dari pasangan infertile meliputi :
Istri :
Nilai perkembangan seksual dan ciri-ciri sek sekunder :
Payudara,sebaran rambut (pubis,kumis,jenggot,ketiak ,tanda-tanda hirsutisme )
Singkirkan penyakit-penyakit umum seperti :
Tuberculosis,nefritis,penyakit Jantung,penyakit payudara,hipertensi
,diabetes,asma bronchial dan penyakit herediter lain .
Pemeriksaan ginekologik :
Nilai keadaan himen ( 5 % wanita infertile memiliki himen yang masih utuh ),nilai besar,posisi dan mobilitas uterus ,tuba dan ovarium.
Pemeriksaan laboratorik :
Periksa darah lengkap ( Hb,leukosit,LED,hitung jenis ),gula darah,fungsi hati,fungsi ginjal,serologic VDRL,uji urin terhadap protein dan glukosa,biak usap puncak vagina ( bakteriologik,jamur,parasit ),apabila perlu : pemeriksaan serologi dan atau biakan terhadap toksoplasma klamidia,rubella serta pemeriksaan inkompabilitas ABO/Rh.
Suami
Nilai perkembangan ciri-ciri seks sekunder :
pubis ,jenggot,ginekomastia
Singkirkan penyakit-penyaki umum seperti :
Tuberculosis,nefritis,penyakit Jantung,penyakihipertensi,diabetes,asmabronkhiale dan penyakit herediter lainnya.
Penis :
Singkirkan hipospadia,epispadia
Testis:
Singkirkan ,nilai besar dan konsistensi testis dan epididimis ( cari hidrokel dan varikokel ) ,singkirkan kelainan prostat.

Pemeriksaan laboratorik
Periksa darah lengkap ( Hb,leukosist,LED,Hitung jenis,gula darah ,fungsi hati,fungsi ginjal,serologic VDRL )
Uji urin terhadap protein dan glukosa
Apabila perlu ,pemeriksaan serologic dan atau biakan terhadap toxoplasma,klamidia,mikoplasma dan rubella serta pemeriksaan inkompabilitas ABO/Rh.

Analisa sperma
Analisa sperma harus dilakukan pada tahap awal.Contoh semen haruslah dikumpulkan dalam wadah dari gelas atau plastik dan jangan dalam karet kondom.Kemudian segera dikirim ke laboratorium dalam waktu 30 menit dari ejakulasi.Tiadanya spermatozoa di dalam 2 atau lebih per contoh semen merupakan indikasi untuk pemeriksaan ulang.Tiadanya fruktosa di dalam contoh semen merupakan petunjuk tiadanya vesikula dan vasa seminalis yang bersifat congenital.Dan ini menjadi patokan bahwa pemeriksaan fungsi testis berikutnya tak ada gunanya.Tetapi sebaliknya ,jika fruktosa ada di dalam contoh semen,maka biopsi testis merupakan alasan yang tepat.Cara ini akan memperlihatkan spermatogenesis yang normal,yang akan mengarahkan pada adanya bendungan pada susunan penghubung dari testis ke uretra.Bendungan seperti ini kadang-kadang dapat diatasi dengan pembedahan.

Uji pasca senggama
Bilamana telah diyakini bahwa analisis semennya normal,maka UPS dapat dijadwalkan.Ini akan memperlihatkan apakah semen sudah terpancar dengan baik ke puncak vagina selama senggama.UPS dilakukan sekitar 2-3 hari sebelum perkiraan ovulasi.Pasien untuk datang 2-8 jam setelah senggama normal.Getah serviks diisap dari kanal endoserviks yang pada tahap ini harus banyak dan bening.Pemeriksaan dilakukan dengan mikroskop.Jika ditemukan 20 sperma per lapang pandangan beasr,harapan untuk kehamilan cukup besar.Hasil yang tidak baik bisa dihasilkan oleh tehnik senggama yan salah,atau getah servik yang tak ramah akibat antibody sperma.Faktor-faktor imunologik mungki ikut terlibat dan ini menarik untuk diteliti.

Pemantauan ovulasi
UPS yang normal dapat menyingkirkan sebab infertilitas dari factor suami.Berikutnya yang penting adalah menentukan apakah ovarium secara teratur menghasilkan ova.

Riwayat haid :
Riwayat haid dapat memberikan pegangan terhadap hal ini.Ovulasi lebih mungkin terjadi jika siklus haid berlangsung teratur dan dengan jumlah darah haid yang sedang untuk jangkan waktu 3 – 5 hari.Haid yang tak teratur dan sedikit, menjadi petanda siklus anovulatorik.Pada sebagian wanita merasakan nyeri pada satu sisi di fossa iliaka untuk 12 – 24 jam pada saat ovulasi,dan hal ini mungkin bersaman atau tanpa disertai perdarahan ringan (Mittelscherz) atau dengan suatu peningkatan limbah vagina ( vaginal discharge ).Mastalgia prahaid menandakan adanya suatu korpus luteum yang aktif,artinya ovulasi sebelumnya telah terjadi dalam siklus itu.

Uji pakis:
Di bawah pengaruh estrogen,getah servik yang dikeringkan pada gelas obyek akan mengalami kristalisasi dan menghasilkan suatu pola daun pakis yang cukup khas.Ini terjadi antara hari ke 6 sampai ke 22 dari siklus haid,dan kemudian akan dihambat oleh progesterone.Hambatan ini biasanya mulai tampak dari hari ke 23 hingga haid berikutnya.Menetapnya pola pakis setelah hari ke 23 ini menunjukkan bahwa ovulasi tidak terjadi.Darah dan semen dapat juga menghambat pembentukan gambaran pakis sehingga hasil yang salah sering dijumpai pada uji ini.

Suhu basal badan:
Pada beberapa wanita SBB meningkat selama fase progesterone dari siklus haid.Cara ini juga dapat dipakai untuk menentukan apakah telah terjadi ovulasi.SBB diambil tiap hari pada saat terjaga pagi hari,sebelum bangkit dari tempat tidur atau makan minum.Nilainya ditandai pada kertas grafik.Jika wanita itu berovulasi,grafik akan memperlihatkan pola bifasik yang khas.Suhu pada paro pertama siklus haid adalah lebih rendah,dan suhu terendah terjadi saat ovulasi,kemudian secara keseluruhan grafik akan meningkat sepanjang paro kedua siklus haid.Walaupun grafik bifasik berarti bahwa ovulasi telah terjadi,suatu grafik monofasik belum membantah bahwa ovulasi tidak terjadi.Kesalahannya pada penggunaan yang baik berkisar 20 %.SBB dapat dipakai untuk menentukan kemungkinan hari ovulasi,sehingga senggama dapat diarahkan sekitar saat itu.

Sitologi vagina atau endoserviks:
Epitel dari sepertiga lateral atas dinding vagina memberikan respon yang khas terhadap hormon ovarium.Pemeriksaan ini dilakukan secara serial.Sekarang telah dikembangkan pemeriksaan dari endoserviks pada fase pasca ovulasi dengan pengambilan tunggal ( tanpa serial ).Perubahan sitologik dengan melihat indeks kariopiknotik dapat dipakai untuk menentukan ada tidaknya ovulasi.



Biopsi endometrium:
Biopsi endometrium dapat dilakukan secara poliklinis tanpa anastesi,dengan memakai kuret kecil yang khusus dirancang untuk maksud ini tanpa perlu dilatasi serviks,misalnya kuret mikro Weisman.Saat yang tepat adalah pada fase sekresi,yaitu sekitar 5 – 7 hari sebelum hari haid berikutnya. Untuk perbandingan dengan kadar progesterone dan estradiol,serta untuk melihat peranan Prolaktin terhadap kematangan endometrium,maka tindakan biopsy endometrium ini hendaknya dilakukan serentak harinya dengan hari pengambilan darah hormon tersebut.

Laparoskopi :
Cara ini memungkinkan visualisasi langsung secara endoskopik baik ovulasi yang baru saja terjadi dengan adanya bintik ovulasi,maupun korpus luteum sebagai hasil ovulasi di waktu yang lebih dini dari siklus itu.

Peneraan hormon :
Cara peneraan yang cukup peka adalah dengan tera radioimunologik.Cara ini sudah sejak lama dipakai untuk mengukur kadar hormaon dalam darah,urin,maupun saliva guna menetapkan ovlasi dengan lebih tepat.

Patokan normal hormon serum untuk siklus ovulatorik
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Fase siklus haid
Jenis satuan ________________________________________________ Praovulatori ovulasi pascaovulasi
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
FSH mUI/ml 5 – 20 15 – 45 5 _ 12
LH mUI/ml 5 – 15 30 – 40 5 – 15
PRL ng/ml ---------------- 5 – 25 --------------------
E 2 pg/ml 25 – 75 200 – 600 100 – 300
P 4 ng/ml < 5 5 – 8 10 – 30


Pencitraan dengan ultrasonografi
Ultrasonik adalah proses pengiriman gelombang suara berkekuatan tinggi,tidak beradiasi,melalui jaringan.Saat gelombang ultrasonic mengenai jaringan,ultrasonic memindahkan gambaran putih pada layar pantau.Untuk memantau ada tidaknya sel telor yang matang digunkan USG transvaginal.Pada pemerikasaan dengan USG transvaginal ini ,kandung kemih harus dikosongkan dan pemeriksaan dilakukan di kamar khusus serta pasien perlu menanggalkan pakaian dari pinggang kebawah.Untuk menilai adanya ovulasi maka pasien akan dipantau secara serial mulai hari ke 10,12,14 dan 16 dari haid pertama.Sel telor dikatakan matang bila dalam pemantauan dengan USG transvaginal dijumpai adanya folikel yang berpenampang > 18 mm.Pada saat ini lapisan endometrium akan menunjukkan gambaran triple line dengan diameter sekitar >/1 Cm.Dan dikatakan terjadi ovulasi jika folikel yang matang tadi bentuk dan ukurannya sudah berubah ( tidak teratur dan mengecil ),serta tampak adanya cairan pada cavum doglasi.

Penilaian uterus dan tuba fallopii
Penilaian uterus dapat dilakukan dengan pemerikasaan melalui biopsi endometrium ,USG dan histeroskopi.Pemeriksaan biopsi endometrium dapat dipakai selain untuk penilaian ovulasi juga untuk pemeriksaa histologik lainnya,misalnya untuk biakan terhadap tuberculosis,dan menilai adanya hiperplasia endometrium.Terkadang dapat dijumpai adanya hiperplasia fokal,meskipun siklus itu berovulasi berdasarkan hasil peneraan hormon progesterone plasma pada pertengahan fase luteal. Pemeriksaan USG ( vaginal) kini merupakan cara non invasive yang cukup terpercaya untuk menilai bentuk,ukuran serta patologi uterus maupun endometrium.Sedangkan dengan pemeriksaan histeroskopi ,pemeriksa dapat memvisualisasi secra langsung permukaan endometrium dan ostium tuba internum.Untuk penilaian terhadap tuba fallopii dapat dilakukan dengan pemeriksaan


hidrotubasi ,histerosalpingografi atau dengan laparoskopi.Pada hidrotubasi dipergunaka cairan yang biasanya campuran yang mengandung antibiotika,deksametasone dan antispasmodic.Pemeriksaan ini dilakukan pada hari ke 10 – 12 dari siklus haid.Adanya rasa nyeri di perut bawah menandakan adanya iritasi peritoneum oleh cairan yang melalui tuba fallopii.Dan ini menandakan bahwa tuba fallopii itu paten ( tidak buntu ). Penilaian dengan histerosalpingogram dilakukan pada paro pertama siklus haid untuk menghindari penyinaran terhadap kemungkinan kehamilan .Disini larutan radio opak disuntikkan melalui kanal serviks ke dalam uterus dan tuba fallopii.Perjalanan kontras dapat dipantau melalui layar dengan penguat bayangan sehinga lukisan rongga uterus dapat dilihat.Spasme tuba,obstruksi tuba dan perlekatan pelvic dapat dilihat dan pelimpahan peritoneal juga dapat diamati.Penilaian ini tidak seluruhnya bisa dipercaya, dan sering kali harus ditunjang dengan laparoskopi.Laparoskopi kini dianggap sebagai cara yang terbaik untuk menilai fungsi tuba.Tuba dapat dilihat secara langsung dan patensinya dapat diuji dengan menyuntikkan larutan biru metilen ,dan dengan melihat pelimpahannya ke dalam rongga peritoneum.Laparoskopi juga dapat memperlihatkan perlekatan pelvis,endometriosis dan patologi ovarium.

Pengobatan pasangan infertile
Sekitar 50 % pasangan infertile dapat berhasil hamil.Hal ini memberikan rasa optimistik bagi kalangan dokter yang mencoba menangani pasangan infertile.Selama kurun waktu pemeriksaan dan pengobatan,baik oleh dokter maupun klinik infertilitas,umumnya pasien tetap peka terhadap perubahan emosional akibat kegagalannya untuk hamil.Oleh karena itu kontak teratur dengan mereka senantiasa dibutuhkan .Tindakan-tindakan diagnostik sering kali pula merupakan rangsangan pengobatan.Pemeriksaan vaginal dan sondase uterus misalnya menaikan laju kehamilan sebesar 10 – 15 %.Uji patensi tuba bersama dengan dilatasi dan kuretasi ternyata pula telah menggandakan laju konsepsi.Setiap kelainan yang dijumpai selama pemeriksaan selalu perlu diobati

Sebab – sebab infertilitas dan pengobatannya

Jenis pengobatannya

Suami Hidrokele aspirasi atau eksisi
Varikokele ligasi
Berendam air panas hindari
Celana dalam ketat hindari
Obstruksi vasa/epididimis operasi pintas
Oligozoospermia FSH dan HCG

Istri Tuberkulosis Tuberkulostatika
Endometriosis Operasi,koagulasi listrik;
Atau laser,progesterone ,
Danazol, MPA,
GnRH agonis

Mioma uteri operable operasi konservatif
Spasme tuba hiosin,amilnitrit
Obstruksi tuba operasi rekonstruksi,FIV
Gangguan ovulasi pemicuan ovulasi
Antibodi sperma kondom terapi, IUI

Keduanya idiopatik FIV
Tak dapat diobati adopsi




Gangguan tuba
Spasme dapat dengan mudah diatasi dengan antispasmodic seprti hiosin untuk 14 hari pada pertegahan siklus haid.Bendungan proksimal dapat ditangani dengan operasi pintas untuk tuba ( tubal bypass),reimplantasi,atau reanastomosis.Bendungan pada ujung fimbria dapat ditanani dengan salpingostomi.Salpingolisis adalah tindakan untuk membebaskan perlekatan di sekitar tuba juga dapat dilakukan.Hasil dari operasi seperti ini tak selalu memuaskan dan laju kehamilan setelah operasi kurang dari 10 %.Bantuan fertilisasi invitro (FIV) yang kemudian diikuti dengan Tandur Alih Embrio (TAE) ke dalam uterus akan memberikan harapan keberhasilan yang lebih besar.

Gangguan Ovulasi

1.Bromokriptin
Usaha pengurangan PRL di dalam darah dapat dilakukan dengan pemberian bromokriptin ,suatu alkaloid ergot yang bekerja langsung terhadap hipofisis dan hipotalamus yang kemudian akan menghambat sekresi PRL.Hal ini akan mengembalikan kadar normal hormon-hormon, sehingga memungkinkan terjadinya ovulasi dan kehamilan.Anovulasi yang disebabkan oleh hiperprolaktinemia dapat diobati dengan bromokriptin dengan dosis 2,5 mg ,dua kali per hari,tetapi kadang-kadang dosis 7,5 mg per hari diperlukan untuk mencapai kadar PRL yang normal.Dalam keadaan yang jarang hiperprolaktinemia dapat disebabkan oleh tumor hipofisis ,dan keadaan ini berbahaya jika pasien hamil.Oleh karena itu pasien seperti ini harus terus dipantau secara radiografi dan pemeriksaan serial lapang pandangnya.

2.Klomifen sitrat
Klomifen memicu ovulasi dengan membendung umpan balik negatif dari estradiol terhadap GnRH.Senyawa ini terutama bekerja melalui hipotalamus dan sebagian melalui perifer dengan khasiat langsung ke folikel.Dalam hal ini di hipotalamus harus tersedia GnRH yang cukup.Dan karena senyawa ini bersifat antiestrogen ,maka untuk dapat bekerja ia membutuhkan tersedianya estrogen endogen yang cukup pula.Dengan demikian,agar obat ini dapat bekerja efektif,pasien harus memiliki hipotalamus dan hipofise serta ovarium yang normal.Pada keadaan hipopituitarisme atau pasca hipofisektomi ,ovulasi tak akan dapat ditimbulkan .Obat ini merupakan pilihan untuk penyakit ovarium polikistik dan hiperplasia endometrium serta defek fase luteal.Pengobatan dimulai pada hari ke 5 dari siklus haid dengan dosis 50 mg per hari selama 5 hari.Dosis harian dapat dinaikkan dengan 50 mg per hari setiap bulan sampai uvulasi terjadi atau dosis maksimum 150 mg per hari telah dicapai.Maksimum pengobatan boleh dilakukan sampai 6 siklus.Jika obat ini dipakai secara terpilih,sekitar 80 % dari pasien yang diobati akan berovulasi,dan sebanyak 65 % menjadi hamil.Kejadian abortus spontan pada pasien-pasien ini berkisar 20 – 30 % ,dibandingkan dengan 10 % pada populasi normal.Kehamilan ganda mencapai 10 %.

3.Epimestrol
Senyawa ini bersifat estrogen lemah.Mekanisme kerjanya besar kemungkinan karena meningkatkan reseptor LH di ovarium,sedangkan lonjakan LH dari hipofise tak begitu menyolok.Keuntungan yang diperoleh pada pemakainan obat ini adalah mutu getah serviks makin diperbaiki berkat khasiat estrogeniknya.Hal ini bertentangan dengan klomifen sitrat.Oleh karena itu, kini kombinasi kedua obat klomifen sitrat dan epimestrol telah dipakai untuk meningkatkan keberhasilan ovulasi dan keberhasilan kehamilan.Dosis awal yang dianjurkan adalah 2 x 5 mg per hari selama 10 hari,dimulai pada hari ke 5 dari siklus haid.Dosis maksimum yang dianjurkan adalah 15 mg ( 3 x 5 mg ) per hari,dengan lama pemakaian sebanyak 6 siklus.

4.Gonadotropin
Terdapat banyak macam sediaan gonadotropin.Ini meliputi hMG yang mengandung FSH 75 UI dan LH 75 UI ( misalnya Humegon ),hCG ( pregnyl,profasi ) , FSH murni ( Metrodin ),Recombinant FSH (Gonal F,Puregon ).Indikasi utama gonadotropin adalah kegagalan dengan klomifen sitrat.Komplikasi selama pemakaian obat ini adalah meningkatnya kehamilan ganda dan hiperstimulasi.Pada keadaan yang hebat dapat dijumpai pembesaran ovarium,muntah,diare dan pada kasus yang berat dapat timbul asites dan hidrotoraks.Pengobatan dengan gonadotropin meningkatkan laju kehamilan sekitar 30 % dan 40 % diantaranya adalah kehamilan ganda.

5.Hormon pelepas gonadotropin
Hormon ini dipakai pada keadaan poros hipotalamus-hipofisis ovarium yang utuh dengan lesi utama terletak pada hipotalamus.Penggunaannya secara klinis pada akhir-akhir ini makin banyak disamping untuk mengatasi gangguan ovulasi juga banyak digunakan pada proses stimulasi ovulasi bayi tabung (FIV) .Sifat kerjanya dibedakan menjadi dua yakni GnRH agonist dan antagonis.Yang agonist pun dibedakan menjadi yang bersifat pulsatil dan bersifat kontinyu.GnRH agonist yang pulsatil akan memberikan efek “flare up “ dan down regulation.Dan karena efek yang demikian ini ,obat ini banyak digunakan pada proses Bayi tabung ( FIV ) untuk stimulasi ovulasi.Sedangkan GnRH yang antagonist umumnya dipakai untuk mengatasi penyakit endometriosis ,uterin fibroid pada wanita serta kanker prostat pada laki-laki.Namun kini penggunan GnRH antagonist ini semakin diminati terutama pada proses bayi tabung karena ternyata memberikan angka kehamilan yang lebih tinggi.

Gangguan spermatogenesis
Spermatogenesis dapat diperbaiki dengan mengobati hidrokel,varikokel atau menghindari pakaian ketat dan berendam di air panas.Makna dari testosteron dan gonadotropin dalam memperbaiki spermatogenesis tak begitu jelas.Sedangkan penggunaan klomife sitrat juga masih diragukan,karena dalam merangsang spermatogenesis,senyawa ini tak seefektif jika dipakai untuk perangsangan ovulasi pada wanita.Ligasi varikokele ternyata telah memperbaiki fertilita pada 65 % kasus oligozoospermia.

Adopsi
Kadang-kadang setelah menunggu sekian lama tanpa hasil,pasangan infertile berketetapan untuk memilih adopsi.Tetapi ada kecendrungan bahwa dewasa ini anak yang akan diadopsikan makin berkurang,baik karena faktor hukum maupun jumlahnya berkat program KB. Jalan keluar yang dapat ditempuh adalah dengan cara Bayi Tabung ( FIV ).Teknik mutakhir dan terkini ini yang tampaknya merupakan pemecahan terakhir dalam mengatasi infertilitas.

Fertilisasi in vitro ( F I V )
Fertilisasi in vitro adalah pembiakan ( kultur ) di laboratorium dari hasil penaburan ( inseminasi ) sel benih pria ( spermatozoa ) ke sel telur ( oosit ) yang diambil dengan cara pengisapan ( aspirasi ) kantong telur ( folikel ) matang dari indung telur ( ovarium ) sehingga membentuk embrio,yang akan dilanjutkan dengan tandur-alih embrio (TEA ) atau embryo transfer ( ET ) ke dalam rahim ( uterus ) melalui saluran leher rahim ( serviks ).
Dasar kerja FIV cukup sederhana yaitu fungsi saluran telur yang cacat digantikan secara buatan pada kondisi laboratorium dengan pengawasan yang ketat,sampai terjadinya pembuahan dan perkembangan awal embrio.Proses pembuahan ini dilakukan dalam cawan biakan dibantu mikroskop khusus.Sel telur yang sudah dibuahi ( zigot ) dibiarkan 2 – 3 hari di dalam pengeram ( incubator ) agar membelah diri menjadi 4 – 8 sel ( embrio ).Setelah itu,embrio dimasukkan dan disusukkan ( implant ) ke dalam rahim,dan proses perkembangan embrio selanjutnya berlangsung seperti kehamilan biasa.
Istilah bayi tabung ( test tube baby ) sebetulnya tidak tepat karena bayi yang dilahirkan,dalam proses perkembangannya tidak selamanya berlangsung di dalam tabung melainkan hanya 3 – 4 hari saja.

Syarat – syarat , keunggulan dan kelemahan,masalah dan biaya

Syarat-syarat untuk keberhasilan FIV
Agar teknik FIV berhasil,syarat-syarat yang penting berikut ini perlu dipenuhi :
a).Tersedianya sel telur yang matang dan spermatozoa yang baik dan sehat.
b).Rahim yang normal dan paten,sebagai tempat penanduran embrio.
c).Laboratorium pembiakan yang bermutu dan terpercaya.
d).Terbentuk embrio sebagai hasil inseminasi spermatozoa ke sel telur.

Persyaratan menjadi peserta FIV
Untuk menjadi peserta FIV,syarat-syarat berikut ini harus dipenuhi :
a).Penanganan infertilitas sebelumnya telah lengkap.
b).Umur istri sebaiknya kurang dari 38 tahun
c).Mampu membiayai layanan FIV ini
d).Pasangan suami istri yang sah
e).Sel telur,spermatozoa dan embrio berasal dari pasutri yang sah

Keunggulan dan kelemahan teknik FIV
FIV sebagai salah satu teknik rekayasa reproduksi mempunyai beragam keunggulan dan kelemahan,yang patut dipertimbangkan oleh pasutri ingin anak.

Keunggulan
Memberikan peluang kehamilan bagi pasutri yang tidak berhasil dengan cara pengobatan infertilitas biasa

Kelemahan
a).Laju keberhasilan tidak 100 %
b).Waktu untuk mengikuti program cukup lama
c).Biayanya cukup besar
d).Sering kali perlu diulang beberapa kali
e).Berisiko kehamilan kembar

Cekaman dan kepatuhan
Teknik rekayasa reproduksi apapun dapat menimbulkan cekaman ( stress).Rasa cemas dan kecewa mungkin pula terjadi.Untuk itu perlu dipertimbangkan selama proses FIV ini pasien menjalani konsultasi dengan psikiater,psikolog,penyuluh ( konselor),sehingga masa-masa sulit ini dapat dilalui dengan berhasil.Kesungguhan dan kepatuhan akan waktu dari kedua pasangan sangat diperlukan untuk menunaikan keseluruhan rangkaian penanganan FIV.Setiap pasangan perlu menyesuaikan jadwal mereka untuk melaksanakan setiap pemeriksaan dan pengobatan terkait dengan VIT-TAE yang telah ditetapkan.Pasien ( istri ) bertanggung jawab untuk datang sesuai dengan jadwal untuk pemeriksaan USG ulang dan pemeriksaan darah setelah beberapa hari atau minggu sebelum dan sesudah waktu perkiraan panen telur.Suami bertanggung jawab untuk bersedia menyediakan sperma pada saat yang ditentukan oleh dokter.

Biaya yang diperlukan untuk program FIV
Besarnya biaya yang diperlukan bergantung pada banyaknya pemeriksaan yang dilakukan,pengobatan yang dipakai dan alat-alat yang digunakan jika seluruh tindakan sampai dengan tandur alih embrio dilakukan maka biayanya untuk satu siklus perlakan FIV-TAE di RS Sanglah adalah berkisar 24 – 30 juta rupiah.

Indikasi program FIV
Teknik FIV – TAE perlu dipertimangkan apabila dijumpai pasutri infertile yang mengalami masalah-masalah sebagai berikut :
1).Gangguan saluran telur ( buntu dan tidak berfungsinya bulu getar ).
2).Endometriosis yang tidak diobati.
3).Gangguan pada pria ( oligo,asteno, terato zoospermia )
4).Infertilitas idiopatik atau tak terjelaskan ( unexplained )
5).Getah leher rahim tidak normal.
6).Gangguan kekebalan (antibody terhadap spermatozoa)
7).Gangguan pecahnya kantong telur (ovulasi)




Tatacara penatalaksanaan FIV
Penatalaksanaan FIV dilakukan secara bertahap dan serentak pada pihak istri dan suami.Tahap-tahapnya adalah sebagai berikut.:
1).Pendaftaran diri.
Pasutri yang berminat mengikuti program ini ,baik atas rujukan dokter pribadi maupun atas keinginan sendiri dapat memperoleh informasi secara lengkap di Klinik Fertilitas .Diharapkan pasutri membawa catatan pemeriksaan yang telah dilakukan sebelumnya.Ketika mulai siklus haid,pasutri menghubungi perawat koordinator FIV untuk membuat kesepakatan penjadwalan program FIV.Pada saat itu akan dibuat persetujuan untuk melengkapi pemeriksaan pra-siklus,melengkapi surat persetujuan FIV.

2).Surat pernyataan persetujuan.
Semua pasutri diwajibkan terlebih dahulu mengisi dan menandatangani surat pernyataan persetujuan ( informed consent ) dan pengertian akan mengikuti program FIV ,meliputi pernyataan bahwa risiko tindakan telah dijelaskan,bahwa keberhasilan tidak dijamin,bahwa kemungkinan terhadap kelainan bentuk-bawaan (malformasi ) janin dan bahwa tersedia uji diagnostik janin untuk menasah kelainan bentuk –bawaan janin.

3).Jenis dan proses pelaksanaan

Tahap pengumpulan data .
Pasutri akan diwawancarai untuk memperoleh data tentang jati diri,riwayat penyakit,riwayat perkawinan,riwayat kehamilan,riwayat infertilitas,riwayat haid dan lama siklus selama 6 bulan terakhir serta pengobatan sebelumnya.Penting dinformasikan kepada pewawancara adalah alamat dan nomor telepon yang mudah dihubungi untuk keperluan pemberian informasi.

Tahap pemeriksaan awal
Pemeriksaan suami :
Meliputi pemeriksaa fisik rutin dan pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan fisik,meliputi perkembangan seksual dan ciri-ciri seks sukunder,serta pemeriksaan organ reproduksi lain,serta kemampuan ereksi dan ejakulasi.
Pemeriksaan laboratorium mencakup pemeriksaan laboratorium umum dan analisa sperma.Pemeriksaan laboratorium umum meliputi : darah dan urin lengkap,kencing manis,penyakit hati,penyakit tiroid,penyakit ginjal,TORSH dan HIV.Sedangkan analisa sperma dilakukan tidak untuk mendiagnosis fertile atau infertile,melainkan untuk memperoleh ukuran relatif kondisi air mani yang diperiksa dibandingkan dengan populasi umum pria ,khususnya mutu air mani dan spermatozoa dalam hubungannya dengan teknik pembuahan yang akan dipakai.Parameter yang diukur adalah :

a).Volume dan konsistensi air mani
b).Pencairan air mani.
c).Jumlah spermatozoa per mililiter.
d).Bentuk ( morfologi) spermatozoa
e).Jumlah dan persentase yang hidup
f).Persentase spermatozoa yang motil (aktif) di satu garis lurus.
g).Daya tahan spermatozoa.

Pemeriksaan istri :
Pemeriksaan fisik :
Meliputi pemeriksaan perkembangan seksual dan ciri-ciri seks sekunder,serta pemeriksaan ginekologis secara bimanual.Organ reproduksi secara lebih rinci dapat diperiksa dengan alat ultrasonografi dan secara lengkap dengan alat histeroskopi untuk melihat keadaan rongga rahim,juga dengan laparoskopi untuk melihat keadaan bentuk dan arah rahim,ovarium serta bentuk dan patensi saluran telur.
Pemantauan ovulasi:
Ovulasi secara klinis dapat ditentukan dengan pengukuran suhu basal badan (SBB) ,uji pakis,sitologi vagian,biopsy endometrium,peneraan hormon darah atau dengan laparoskopi untuk melihat langsung adanya bintik ovulasi.
Pemeriksaan laboratorium umum
pemeriksaan ini mencakup pemeriksaan darah dan urin lengkap untuk mengetahui adanya penyakit-penyakit yang mungkin dapat mempengaruhi keberhasilan program,termasuk kondisi umum,infeksi klinis dan sub klinis yang terdiri dari :penyakit kencing manis,penyakit hati,penyakit tiroid,penyakit ginjal,TORSH,HIV,sindroma anti phospolipid.
Pemeriksaan hormon reproduksi
Penilaian ini dilakukan untuk menentukan obat yang akan dipakai merangsang pertumbuhan kantong telur dan sel telur.Jenis hormon yang dinilai mencakup FSH (folikel stimulating hormon),LH (luteinizing hormon),PRL (prolaktin),E 2 (estradiol),P (progesterone) ,T (testosteron).

Tahap pelaksanaan
Masa persiapan
Waktu pelaksanaan FIV akan ditentukan setelah semua tahap pengumpulan data dan pemeriksaan selesai dan tidak ditemukan kelainan atau proses pengobatan sudah selesai,yaitu dimulai awal siklus haid.Pasien diharapkan melaporkan hari pertama haid dari haid terakhir.Semua surat persetujuan harus sudah ditandatangani.Perlu dicamkan bahwa setiap pasien akan menampilkan reaksi yang berlainan serta bersifat khas terhadap pengobatan yang diperolehnya dari setiap siklus teknik rekayasa reproduksi yang berbeda.Sebelum rencana penanganan dirancang,pasien diminta datang pada pertengan siklus haid guna menilai perkembangan dinding rahim dan untuk percobaan tandur alih.Tindakan ini terdiri dari pemeriksaan panggul dan penempatan kanula kecil ke dalam rahim untuk menentukan arah dan panjang rongga rahim sebelum siklus perawatan.

Masa penekanan atau penyamarataan folikel
Sekitar 7 hari setelah lonjakan LH ( sekitar hari ke 21 dari siklus haid 28 hari ),pasien akan memulai jadwal suntikan agonis GnRH ( Gonadotropin realising Hormon ) misalnya superfact,akan diteruskan selama 14 hari ( long protocol ) atau selama 7 hari mulai hari ke dua siklus haid ( short protocol) atau kalau menggunaan suntikan antagonis GnRH ,misalnya cetrotide ,suntikan akan dimulai pada hari ke 10 dari siklus haid ,sebanyak dua kali atau lebih dibawah kulit.Setelah itu pasien diminta datang kembali untuk penilaian estradiol dan pemeriksaan USG.
Masa pemicuan dan pemantauan ovulasi
Pemicuan ovolasi:
Guna memperbesar peluang keberhasilan pelaksanaan FIV,harus diambil lebih dari satu sel telur yang matang pada masa sekitar ovulasi.Untuk itu pasien perlu diberikan hormon Gonadotropin yang akan memicu ovarium menghasilkan sel telur ( oosit ) matang lebih dari satu.Cara ini dikenal sebagi teknik superovulasi.Obat-obat yang dipakai untuk memicu produksi sel telur adalah : Gonal F,Puregon,Pergonal,Profasi,Pregnyl.
Pemantauan pertumbuhan kantong telur:
Pada tahap ini digunakan USG transvaginal untuk memantau pertumbuhan dan jumlah kantong telur yang dihasilkan.Sel telur berkembang didalam cairan kantong telur,yang akan membesar ketika sel telur menjadi matang.Pemeriksaan USG transvaginal biasanya dimulai setelah kadar estradiol diukur dan dilanjutkan beberapa kali sampai tahap panen sel telur.Pemantauan terhadap perkembangan kantong telur dilakukan pada hari ke 5,8,9,10 dari saat pemberian FSH .Jika pada pemeriksaan USG dijumpai sekurang-kurangnya dua kantong telur dengan diameter > 18 mm dan pada saat yang bersamaan kadar hormon estradiol sudah mencapai 200-250 pg/ml per folikel,maka dianggap pasien sudah siap untuk panen sel telur ,selanjutnya akan disuntikkan hCG ( profasi ) pada malam hari kira-kira 36 jam sebelum panen.
Panen sel telur
Pengambilan atau panen sel telur atau ovum pick up dilakukan 36 jam setelah penyuntikan hCG.Teknik pengambilan sel telur ini kini dapat dilakukan secara transvaginal ( trnasvaginal oocyte retrieval ).Dengan teknik ini panen telur dilakukan dengan alat pengisap sel telur dengan bimbingan penjejak ( probe,transducer ) USG melalui vagina .Terlebih dahuli vagina dibersihkan untuk meminimalkan risiko infeksi.Jarum vaginal ( berbentuk pipa tipis dan lentur ) dimasukkan menembes dinding atas vagina ke dalam ovarium dengan bimbingan USG untuk menentukan letak dari setiap kantong telur.Cairan folikel diisap keluar melalui pipa plastik halus yang khusus dialirkan kedalam tabung untuk memperoleh sel telur.Teknik ini tidak memerlukan perawatan di rumah sakit karena tidak dilakukan dibawah pembiusan total..
Perlakukan pasca panen
Apapun teknik yang digunakan untuk mrngumpulkan sel telur matang,langkah tindakan selanjutnya akan sama.Cairan folikel segera dibawa ke laboratorium terdekat untuk mencari sel telur,menilai dan mempersiapkan inseminasi.Cairan folikel diperiksa dibawah mikroskop oleh ahli embriologi,yang akan menemukan dan memindahkan sel telur dari cairan yang mengelilinginya dengan beberapa tindakan dalam cawan biakan.Cawan tersebut dieramkan pada kondisi yang sama seperti tubuh seorang wanita. sampai siap untuk diinseminasikan dengan spermatozoa.Suami pasien akan diminta untuk menyediakan bahan air mani seteleh sebelumnya abstinesia selama 2-5 hari sebelum panen sel telur.
Pengumpulan spermatozoa
Bahan air mani untuk pengumpulan spermatozoa akan diperoleh secara masturbasi pada hari yang sama dengan tindakan panen sel telur,yaitu pagi hari minimal dua jam sebelum panen sel telur.Suami dianjurkan untuk tidak bersenggama selama 2-5 hari sebelum pengeluaran mani.Air mani yang masih segar itu akan dicuci dengan cara disentrifugasi dua kali dalam medium biakan,dan dipilih spermatozoa yang bermutu baik untuk diinseminasikan ke sel telur yang telah diperoleh.Bahan air mani yang baik umumnya mengandung spermatozoa 20 juta per ml.Untuk pembuahan diperlukan konsentrasi 100 ribu – 800 ribu spermatozoa motil untuk diinseminasikan ke dalam telur yang telah diperoleh.
Inseminasi sel telur dan perkembangan embrio
Pada pasangan dengan jumlah spermatozoa suami normal ,pembuahan dilakukan dengan cara inseminasi ke dalam cawan biakan.Dari spermatozoa yang telah dicuci,diambil yang motil saja,kemudaian bersama sel telur disatukan di dalam cawan yang berisi medium biakan.Cawan tersebut diletakkan di dalam pengeram di laboratorium.Hanya 1/10 dari 1000 spermatozoa yang dibutuhkan untuk membuahi satu sel telur dan dari sini mulai berkembang tahapan pertama kehidupan ,yaitu embrio.Sel telur yang sudah dibuahi akan dibiarkan berkembang satu hari atau lebih dibawah kondisi laboratorium sebelum ditandur-alihkan ke dalam rahim.Perkembangannya diperiksa dibawah mikroskop setiap 12-24 jam sampai terjadi pembuahan.(zigot).Sel telur yang dibuahi akan berkembang menjadi praembrio yang membelah dua atau tiga kali untuk menjadi embrio pra-implantasi.Sekitar 30 jam setelah inseminasi sel telur yang telah dibuahi membelah diri menjadi dua sel,setelah 40 jam menjadi embrio empat sel,dan setelah 60 jam menjadi embrio delapan sel.Embrio tetap berada di cawan biakan laboratorium dalam campuran nutrisi yang berperan sebagai pengganti lingkungan yang seharusnya disediakan oleh saluran telur sampai siap untuk ditandur alihkan.Biasanya embrio ditandur-alihkan pada tahap 8 sel dan hanya yang pertumbuhannya simetris kesegala arah saja yang dipakai untuk tandur alih.
Tandur –alih embrio (TAE) atau Embryo Transfer (ET).
Tandur–alih beberapa embrio dapat meningkatkan kemungkinan keberhasilan.Jumlah embrio yang ditandur –alihkan bergantung pada keadaan individual pasangan,dan keputusan ini dibuat oleh pasutri dan dokter.Biasanya 2-4 embrio dapat ditandur-alihkan pada satu siklus penanganan.Peluang kehamilan akan berkurang bilamana tandur-alih embrio tidak dijalankan oleh pasien pada waktu yang telah dianjurkan.Tandur-alih embrio lebih dari satu juga meningkatkan risiko kehamilan kembar.Sekitar 20-25 % dari kehamilan dengan FIV akan menjadi kehamilan kembar.Kebanyakan yang terjadi adalah kehamilan kembar dua,walaupun kembar tiga atau lebih mungkin juga ada.
Cara tandur-alih embrio
Tata cara tandur-alih embrio mirip sekali dengan inseminasi intrauterine biasa.Tindakan ini biasanya hanya memakan waktu beberapa menit saja dan tidak menyakitkan sehingga tidak membutuhkan pembiusan apapun.Tandur-alih embrio dilakukan pada masa yang pada keadaan normal embrio itu telah mencapai rongga rahim ( dua- tiga hari setelah panen telur ).Tandur alih embrio dapat menyebabkan rasa kejang perut dan rasa yang tidak nyaman ringan.
Tindakan lanjutan
Pada hari ke tiga,lima dan tujuh pasien akan mendapatkan suntikan hormon untuk mempertahankan corpus luteum sebagai penghasil hormon progesterone yang menyiapkan lapisan mukosa rahim untuk siap menerima embrio yang ditandur-alihkan.Pada hari ke lima belas setelah tindakan TEA pasien diminta kembali ke klinik untuk pengambilan darah guana pemeriksaan kadar hormon kehamilan (hCG).Uji kehamilan dengan pengukuran kadar hCG secara kuantitatif akan dilakukan 15 hari setelah tandur –alih embrio tanpa memperdulikan ada perdarahan rahim atau tidak.Perlu diingat bahwa uji kehamilan dapat memperlihatkan hasil positip atau negatip.Kadang kala diperoleh hasil yang positip lemah,hal ini terkait dengan alasan sebagai berikut:
1).Terlambat tetapi penanaman embrio normal
2).Kehamilan tak berlanjut
3).Kehamilan ektopik
4).Kesalahan laboratorium.
Sesuai dengan kesepakatan bahwa pasien yang menjalani program FIV-TEA dinyatakan hamil secara kimiawi bila didapatkan hasil hCG kuantitaif 50
M IU / ml.Apabila berhasil hamil ,maka pada minggu ke enam setelah TAE dilakukan penilaian dengan USG untuk menyakinkan adanya kantong kehamilan .USG awal ini penting untuk menilai kemungkinan keguguran,kehamilan ektopik dan kehamilan kembar.Selanjutnya pemeriksaan akan dilakukan sebagaimana hamil biasa.
Kepustakaan :
1.Lim C,Ratnam SS.Infertility:Current concepts in managementJ Pediatr Obstet Gynaecol 1982:4:8 – 14
2.Quigley MM,Drug in the treatment of female infertility,Recent advances.Drugs 1986;32 :169-177
3.Arati R Rao,Female factor infertility :The infertility manual ,2001;199-265
4.Robert G Rdward,Steven A Brody,Evaluation and treatmen of the infertile women: Principle and Practice of Assisted Human Reproduction,1995;195 – 229
5.Jean Noel Hugues,Isabelle Cedrin – Durneran,Endocrine characteristics of ART cycle: Textbooks of Assisted Reproductive Techniques,Laboratory and Clinical perspectives,2001 ;459 –469.

2 komentar:

arif mengatakan...

dok, kalo testis hanya turun satu itu termasuk terkena kriptorkidisme gak??? trus soalnya yg satunya tu nyangkut dan sejajar dg mr.p!
trus cara mongobatinya gmn? apk dpt menyebabkan kmandulan??

Dr. I G.N.M. Bayuningrat mengatakan...

klo testis turun satu itu undesensus testis, pengobatannya untuk kelainan bawaan alat reproduksi pria di ahli bedah urologi, kemandulan tidak hanya disebabkan oleh faktor pria juga faktor wanita ataupun pria & wanita, ini harus dilakukan eksplorasi dulu sumbernya.

Serving, not to be served

Serving, not to be served

ANDIKA-ANDILA

ANDIKA-ANDILA